tradisi dan kesenian kota purwokerto
kota purwokerto disebut juga kota
satria, yang memiliki sejuta khas mulai dari pariwisata dan tradisinya,
masyarakat purwokerto berbahasa jawa magelen ataunyong nyong gitu.walaupun
purwokerto bukanlah kota industri, akan tetapi masyarakatnya sangat makmur,
karena terletak datempat yang sangat strategis untuk lahan pertanian
banyak macam kesenian dipurwokerto,dari calung, jaranan atau ebeg, kentongan dan masih banyak yang lainnya salah satunya tarian genjring
banyak macam kesenian dipurwokerto,dari calung, jaranan atau ebeg, kentongan dan masih banyak yang lainnya salah satunya tarian genjring
Seni
Tradisi Genjring
Dalam seni tradisi islam ini, syiiran shalawat dilantunkan secara rampakdengan diiringi tabuhan rebana, tanpa tarian. Oleh masyarakat lokal,tabuhan rebana ini disebut genjring.
Hal ini mungkin dimaksudkan untukmendekati bunyi rebana yang miripbunyi “jring”, orang bilang “genringan”.Seperti halnya kesenian Islam
lain,kesenian ini menggunakan dasar darikitab Al-Berjanji. Dimana sebuah
kitab yang berisi tentang puji-pujiankepada Nabi Muhammad.
Kesenian ini di masyarakat Banyumas seringkali digunakan untuk mengaraksunatan. Dalam prosesi ini, gengring dilakukan sambil jalan beberapa ratusmeter menyambut datangnya pengantin sunatan yang datang dari tempatdisunat tersebut. Si anak dinaikkan becak yang telah dihias,
yang kemudiandibelakangnya diikuti para pemain genjring. Menurut keterangan masyarakatPurwokerto dan Banyumas hal ini dimaksudkan selain untuk menambahkemeriahan pesta, mengurangi rasa sakit pada si anak (karena perhatiantertuju pada keramaian), juga
dimaksudkan adanya hikmah daripembacaan sholawattersebut.Kesenian ini biasanyadimainkan oleh antara 12 sampai 30orang. Penabuh terbang bisabergantian dan nyanyian dilakukansecara serempak denganmenggunakan bahasa arab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar