KESADARAN ROHANI
=========================oOo=======================
Bismillahirrohmaanirrohiim
Sekian lama kuberjalan tertatih
tatih jatuh bangun babak belur berjuang menata laku meniiti kepahaman atas diri
demi ingin mengenal, menuju dan mencintainya, berharap akan ridhonya semata.
Dalam kelelahan aku bersandar pada
pohon lamunan dibawah ranting ranting pemahaman menatap ranum buah kesadaran,
Maka jadilah tulisan ringan tanpa bobot namun insya Allah bermanfaat bagi
pejalan ruhani pemula seperti saya ini
Kesadaran Rohani merupakan bentuk
kesadaran tertinggi dimana gerak dan diam disetiap kedipan mata,
tarikan,hembusan napas dan detak jantung ntu karena ruh dari dan yg akan
kembali kepadanya pula. Terjaganya kesadaran Rohani yg demikian terus menerus
insya Allah secara bertahap akan melahirkan kesadaran kesadaran baru dalam
bentuk ikhlas, tawaqal, sabar, syukur dll bentuk ketaatan dan sifat sifat
terpuji.
Untuk menjaga kesadaran Ruhani
tersebut maka selalu berzikir disetiap kedipan mata, tarikan napas, hembusan
napas dan detak jantung kita ketika duduk, berdiri, berjalan dan berbaring
merupakan perintah yang wajib bagi umat islam, terutama dalam menjalankan
perintah SHOLAT yang menjadi induknya bagi semua ibadah sebagaimana perintah
ALLAH :”….wa aqiimi sholata li dzikri”
Sekedar menyamakan persepsi bahwa
zikir itu berbeda dengan wirid, wirid (mengulang ulang suatu bacaan tertentu
dengan cara tertentu) merupakan salah satu jalan atau metode mencapai zikir
(ingat).
Memahami zikir secara sederhana
adalah
1. mengingat perintaNya untuk dijalani,
2. mengingat laranganNya untuk dihindari,
3. mengingat ujianNya untuk disabari dan
4. mengingat nikmatNya untuk disyukuri.
1. mengingat perintaNya untuk dijalani,
2. mengingat laranganNya untuk dihindari,
3. mengingat ujianNya untuk disabari dan
4. mengingat nikmatNya untuk disyukuri.
Lebih dalam lagi, berzikir adalah
menyatukan cipta, rasa dan karsa dalam qudrat dan irodatNya.
Kesadaran ruhani itu lebih pada merasakan
(menyaksikan dengan rasa – rahsa – rahasianya) bahwa diri dalam segala
aktifitasnya selalu sadar dalam liputan asma sifat dan af’alnya, menyandarkan
sababiyyah perbuatan manusia karena perbuatan (af’al) nya, bukanlah perbuatan
manusia yang menjadi sababiyyahnya, jadi ketika manusia berzikir sesungguhnya
telah didahului oleh zikirnya ALLAH kepada manusia, amal ibadah manusia
didahului oleh anugerahNya kepada manusia yang menjadi sababiyyah manusia
tersebut bisa beribadah.
Zikir dengan penuh kesadaran ruhani
akan berbuah cahaya keyaqinan mengendap pada diri dalam ketenangan dan
kestabilan jiwa, menjadikan ia tahan uji dan tahan banting tiada rasa takut
baginya karena cahaya keyaqinan senantiasa menyiram akar akar jiwanya
menumbuhkan kesadaran demi kesadaran baru (Mahabbatullah) yang kian kokoh dan
kuat mengikat jiwanya yang hanya mau terikat kepada sang khaliq semata, jadilah
ia pantulan bagi cahayanya lalu memancar pada jagad dirinya menembus dan
menebar keluar dari dirinya menerangi alam sekitarnya, FainsyaAllah inilah yang
dimaksud dalam quran “ahli zikir bagaikan cahaya berjalan diantara umat
manusia”
Kesadaran yang demikian sudah barang
tentu akan menghindarkan atau paling tidak akan mengikis secara bertahap
manusia dari rasa peng”aku”an (ego) yang selalu jadi hijab bagi diri untuk
bertemu dengannya. Namun dengan terkikis dan hilangnya rasa memiliki, dan rasa
takut kehilangan (nb : didominasi oleh) “aku” justru akan melahirkan perilaku
terpuji (al : tawadlu, ikhlas, tawaqal, syukur dan sabar) serta mensifati
dirinya sebagai hamba yang faqir, hina, bodoh dan lemah tiada daya dan upaya
dihadapan sang Khaliq, benarlah apa yang dikatakan para sesepuh bahwa “Bisa
merasa tapi tidak merasa bisa”
Dus perilaku dan sifat demikian akan
menggiringnya pada maqom yang terpuji (muhammad) dan suri tauladan bagi hamba
hamba lainya. Subhanallah…
Diri berharap semoga diperjalankan
sebagai hamba yang dikehendaki menjadi bagian dari hamba hambanya yang
senantiasa dianugerahi kesadarah ruhani dan jalan istiqomah menuju dan
mendapatkan ridhonya. Amiin
Atas koreksi dan tambahannya serta
kepada banyak saudaraku seperjalanan yang telah telaten membimbingku tak
terhitung diri mengucapkan terimakasih. Jazakumullah
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar